Rabu, 21 November 2018

KEMDIKBUD KEMBALI GELAR FESTIVAL LITERASI SEKOLAH

Oleh : Karlina Yusva Maulidda

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kembali menyelenggarakan Festival Literasi Sekolah (FLS) pada 28-31 Oktober 2018. Kegiatan ini merupakan perayaan literasi yang mewadahi warga sekolah yaitu siswa, guru, kepala sekolah serta penggiat literasi.
"Selama empat hari kegiatan literasi ini akan diikuti partisipan dari berbagai unsur yaitu sekolah, direktorat teknis di lingkungan Ditjen Dikdasmen, unit utama Kemdikbud," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad di Jakarta, Jumat (26/10).

Pengembangan Gerakan Literasi Sekolah
Literasi berasal dari istilah latin yang artinya, literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang meliputi kemampuan membaca dan menulis serta  kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual. Literasi bergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu lingkup lingkungan tertentu.
Di era saat ini literasi bukan hanya sekedar kemampuan baca dan tulis. Sehingga menjadikan literasi sebagai kemampuan individu yang membutuhkan segenap potensi dan skill yang dimiliki oleh diri seseorang di dalam hidupnya, dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca dunia.
Keadaan saat ini, menyatakan bahwa nilai literasi yang dimiliki bangsa Indonesia sangat rendah. Salah satu bukti rendahnya nilai literasi Indonsia yaitu dengan adanya data yang menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara dalam hal tingkat literasi. Dari data ini jelas menunjukkan bahwa minat baca bangsa sangatlah rendah dan sangat tertinggal jauh dari yang lainnya.
Dalam hal ini, pihak pemerintahpun bangun untuk memperbaiki kualotas literasi dengan mengadakan gerakan literasi sekolah yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Gerakan literasi sekolah diprogramkan oleh pemerintah untuk menanggulangi bangsa Indonesia yang buruk dalam hal membaca.
Gerakan literasi sekolah belum maksimal saat ini, walaupun diwajibkan di setiap sekolah, namun masih banyak yang belum mengikuti gerakan ini.
Dukungan penuh pemerintah juga diperlukan dalam menyukseskan gerakan literasi sekolah . Bukan hanya sekedar sosialisasi atau pelatihan. Tetapi juga pengadaan buku baru dan sarana prasarana harus diperhatikan. Jika tidak ada bacaan baru maka khawatir jika siswa merasa bosan nantinya.
Tidak hanya itu, beberapa sekolah yang sudah mengikuti kegiatan ini pun, hanya menggemborkan-gemborkan pada awalnya saja. Rancangan kegiatan  oleh pemerintah banyak yang tidak terealisasikan yang pada akhirnya berujung menjadi wacana.
Minimnya antusias dari tiap siswa pun juga menjadi perhatian. Bagaimana mungkin siswa mau menyenangi aktivitas membaca kalau banyak tugas yang harus dikerjakannya? Jika demikian justru siswa akan menggangap bahwa gerakan literasi sekoah ini hanyalah sebuah beban. Perlunya mengemas kegiatan ini menjadi lebih menarik dalam pandangan siswa merupakan sebuah pr bagi pemerintah agar gerakan ini bisa berjalan dengan baik. Program ini tidak akan berjalan dengan lancar jika kurang partisipasi atau tidak ada kemauan dari seluruh warga sekolah untuk mensukseskan program tersebut.
Pesan yang layak diperhatikan
Pelaksanaan program gerakan literasi sekolah dapat dikatakan cukup sulit, sehingga syarat mencapai keberhasilan adalah ketelatenan dari sebuah perjuangan dan terus berkelanjutan sebuah komitmen yang dibangun dari awal. Pengemasan program dengan baik harus diperhatikan, namun program kreatif apapun jika hanya semangat melakukannya diawal pelaksanaannya saja maka akan mendapatkan hasil percuma atau sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar