Jumat, 23 November 2018

RESMIKAN LABORATORIUM KEBHINEKAAN BAHASA


Oleh : Ari Ayu Setyaningrum
Dalam rangka menyambut Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober mendatang, Kemendikbud akan meresmikan laboratorium Kebhinekaan Bahasa di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Laboratorium tersebut diresmikan guna untuk memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia terutama kepada anak sekolah akan kekayaan bangsa Indonesia supaya mereka bisa memahami kekayaan bangsa Indonesia. Tak hanya itu Kemendikbud juga akan melakukan pencanangan Literasi Gerakan Nasional (GLN).

Ketidakpekaan kalangan pelajar akan keanekaragaman Bahasa daerah di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari keanekaragaman kebudayaan salah satunya Bahasa daerah. Berdasarkan data yang diperoleh Kemendikbud dari pemetaan Bahasa jumlah Bahasa yang sudah teridentifikasi berkisar 646 bahasa daerah. Berdasarkan data www.ethnologue.com (2015), terdapat 719 bahasa daerah di Indonesia. Dari jumlah itu, tercatat 13 bahasa sudah punah dan 706 bahasa masih hidup. Namun, yang perlu diperhatikan, dari 706 bahasa yang hidup itu, ada 341 bahasa daerah memerlukan perhatian khusus, dengan rincian 266 bahasa daerah berstatus lemah dan 75 bahasa berstatus sekarat.
Dalam rangka menyambut Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober mendatang Kemendikbud akan meresmikan laboratorium Kebhinekaan Bahasa di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dilakukannya kegiatan ini guna untuk memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia khususnya kalangan anak sekolah tentang kekayaan bangsa, salah satunya adalah keanekaragaman Bahasa daerah.
Seperti yang kita tahu, Kemendikbud menargetkan agar kalangan pelajar memahami akan kekayaan bangsa ini. Kalangan pelajar di Indonesia hanya sebagian kecil yang memahami akan keanekaragaman Bahasa daerah.
Dewasa ini, seiring berkembangnya zaman maka perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pun semakin berkembang. Maka tak heran jika saat ini banyak sekali kalangan pelajar menjadi acuh tak acuh terhadap kondisi yang ada disekitarnya. Nyatanya, terdapat 70% pelajar yang menyatakan bahwa mereka memiliki gadget karena ingin mengikuti kemajuan teknologi, 10% pelajar lainnya memiliki gadget karena diberi oleh orangtua mereka.
Berdasarkan penelitian, terdapat 60% pelajar yang sering bermain gadget daripada belajar. Mereka tidak hanya menggunakan gadget untuk hiburan,  namun mereka juga menggunakannya untuk mengerjakan tugas sekolah. Terdapat 80% pelajar yang sering menggunakan gadget saat belajar. Mereka menggunakan aplikasi gadget dalam belajar, seperti kalkulator dan internet.
Dilihat dari data diatas sekitar 70% pelajar menggunakan gadget untuk mengikuti kemajuan teknologi, seharusnya jika alasan mereka memang benar-benar ingin mengikuti kemajuan teknologi seharusnya mereka bisa menggunakan gadget secara bijak. Dan kalau pun mereka menyatakan bahwa mereka telah menggunakan gadget secara bijak seharusnya mereka bisa memahami akan keanekaragaman budaya Indonesia khususnya Bahasa daerah.
Nyatanya, kalangan pelajar di Indonesia tidak meggunakan gadget mereka untuk mencari tahu tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesa. Mereka malah memilih untuk mengakses hal-hal yang tidak penting.
Disisi lain seharusnya Kemendikbud bukan sekedar menargetkan untuk memperlihatkan keanekaragaman Bahasa daerah ini kepada masyarakat, melainkan Kemendikbud juga harus memberikan usaha yang nyata, yang dinilai benar-benar mampu melestarikan sekaligus memperkenalkan kepada kalangan luas betapa banyak sekali Bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.
Misalnya, Kemendikbud mengadakan penyuluhan tentang Bahasa daerah ke seluruh sekolah di Indonesia, atau melakukan festival budaya setiap 3 bulan sekali. Dan festival tersebut bukan hanya dilakukan di satu wilayah saja melainkan berpindah-pindah serta dalam festival ini kalangan pelajar lebih dilibatkan lagi agar mereka bisa paham dan mengerti, secara tidak langsung mereka sudah berupaya untuk melestarikan Bahasa daerah. Serta dengan mengadakan teater yang menggunakan Bahasa daerah.
Namun, dalam mensukseskan upaya ini, yang ikut andil bukan hanya pemerintah saja melainkan seluruh masyarakat Indonesia. Jika hanya salah satu saja, maka upaya yang tersebut tidak akan bisa berjalan maksimal. Masyarakat harus sepenuhnya mendukung upaya ini, demi kelestarian kebudayaan bangsa Indonesia.

Pesan yang layak diperhatikan
Oleh sebab itu, dengan adanya itikad baik dari pemerintah khususnya Kemendikbud dalam rangka menyambut Bulan Bahasa dan Sastra diharap akan menjadi awal permulaan yang baik dalam menjaga, melestarikan keanekaragaman bangsa Indonesia yang telah ada sejak dulu kala. Dan juga diharapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia ikut terlibat secara nyata dalam kegiatan ini.
Jika kegiatan ini semata-mata dilakukan hanya untuk dipertontonkan saja, bisa dijamin bahwa masyarakat akan memilih untuk tidak menonton acara terebut karena dianggap kurang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar